KOFAKTOR dan ENZIM
KOFAKTOR dan ENZIM
KOFAKTOR
Sebuah kofaktor adalah senyawa kimia non-protein yang diperlukan untuk aktivitas biologis protein. Protein ini biasanya enzim, dan kofaktor dapat dianggap "molekul pembantu" yang membantu dalam transformasi biokimia.

Kofaktor dapat dibagi lagi menjadi salah satu atau lebih ion anorganik, atau molekul organik atau metalloorganic kompleks yang disebut koenzim;[1] yang sebagian besar berasal dari vitamin dan dari nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil. Sebuah kofaktor yang terikat erat atau bahkan terikat secara kovalen disebut gugus prostetik.[2] Selain itu, beberapa sumber juga membatasi penggunaan istilah "kofaktor" untuk bahan anorganik.[3][4] Sebuah enzim yang tidak aktif tanpa kofaktor disebut sebuah apoenzim, sedangkan enzim lengkap dengan kofaktor disebut holoenzim.[5]
Beberapa enzim atau kompleks enzim memerlukan beberapa kofaktor. Sebagai contoh, kompleks multienzim piruvat dehidrogenase[6] pada persimpangan glikolisis dan siklus asam sitrat membutuhkan lima kofaktor organik dan satu ion logam: tiamina pirofosfat (TPP) yang terikat lemah, lipoamida dan flavin adenina dinukleotida (FAD) yang terikat secara kovalen, dan kosubstrat nikotinamida adenina dinukleotida (NAD+) dan koenzim A (CoA), serta sebuah ion logam (Mg2+).[7].
Kofaktor dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: Kofaktor organik, seperti flavin atau heme, dan kofaktor anorganik, seperti ion logam Mg2+, Cu+, Mn2+, atau kluster besi-sulfur. Kofaktor organik kadang dibagi lagi menjadi koenzim dan gugus prostetik.
Kofaktor organik kadang dibagi lagi menjadi koenzim dan gugus prostetik. Istilah koenzim mengacu secara spesifik pada enzim dan, dengan demikian, sifat fungsional protein. Di sisi lain, gugus prostetik menekankan sifat pengikatan kofaktor ke protein (ketat atau kovalen) dan, dengan demikian, mengacu pada sifat struktural. Sumber yang berbeda memberi definisi koenzim, kofaktor, dan gugus prostetik yang sedikit berbeda. Beberapa mempertimbangkan molekul organik terikat ketat sebagai gugus prostetik dan bukan sebagai koenzim, sementara yang lain mendefinisikan semua molekul organik non-protein yang dibutuhkan untuk aktivitas enzim sebagai koenzim, dan mengklasifikasikannya yang terikat ketat sebagai gugus prostetik koenzim. Istilah ini sering digunakan secara longgar.
Suatu surat tahun 1980 dalam Trends in Biochemistry Sciences mencatat kebingungan dalam literatur dan perbedaan yang sewenang-wenang sewenang-wenang antara kelompok prostetik dan kelompok koenzim dan mengusulkan skema berikut. Di sini, kofaktor didefinisikan sebagai zat tambahan selain protein dan substrat yang diperlukan untuk aktivitas enzim dan kelompok prostetik sebagai zat yang menjalani seluruh siklus katalitik yang melekat pada satu molekul enzim tunggal. Namun, penulis tidak dapat sampai pada satu definisi menyeluruh tentang "koenzim" dan mengusulkan bahwa istilah ini dikeluarkan dari penggunaan dalam literatur.[8]
kofaktor didefinisikan sebagai zat tambahan selain protein dan substrat yang diperlukan untuk aktivitas enzim dan kelompok prostetik sebagai zat yang menjalani seluruh siklus katalitik yang melekat pada satu molekul enzim tunggal.
Kofaktor merupakan salah satu bagian penting pada enzim, karena berfungsi untuk aktivitas katalitik. Dalam enzim, kofaktor menjadi salah satu komponen penyusun holoenzim, selain apoenzim. Holoenzim adalah enzim yang komponennya tersusun atas protein dan gugus bukan protein.
Kofaktor dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: Kofaktor organik, seperti flavin atau heme, dan kofaktor anorganik, seperti ion logam Mg2+, Cu+, Mn2+, atau kluster besi-sulfur.
Kofaktor merupakan bagian dari komponen non protein yang ada di dalam enzim, yaitu berupa Ion Anorganik atau aktivator, berupa logam yang memiliki ikatan lemah dengan enzim, Fe, Ca, Mn, Zn, K, Co, Ion Klorida, dan Ion Kalsium.
Senyawa kofaktor yang berupa ion logam ada yang berpotensi meningkatkan aktivitas kerja suatu enzim yang disebut sebagai aktivator enzim, ada pula ion logam yang menghambat aktivitas enzim disebut inhibitor enzim (Sumardjo, 2006).
Kofaktor berfungsi sebagai katalis yang mampu meningkatkan kerja enzim, contohnya antara lain ion Klor (Cl) dan Kalsium (Ca) yang bertugas mengoptimalkan kerja enzim ptyalin pada mulut untuk menguraikan molekul gula kompleks
Umumnya enzim tak dapat bekelja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor.
Kofaktor dalam enzim berfungsi sebagai katalis yang mampu meningkatkan laju proses kerja enzim.
Menurut teori , kofaktor atau aktivator enzim akan berikatan dengan sisi alosterik dengan cara mengubah bentuk sisi aktif enzim agar dapat mengikat substrat tertentu. Substrat kemudian diubah menjadi produk dan lepas dari enzim. Enzim dapat digunakan kembali untuk substrat berikutnya.
Kofaktor pada enzim memiliki banyak peranan penting. Salah satunya, yakni kofaktor dapat bereaksi sebagai donor atom atau donor elektron bagi substrat.
Kofaktor yang berupa molekul organik disebut koenzim, sedangkan kofaktor yang berupa molekul anorganik disebut gugus prostetik.
Koenzim adalah ko-faktor yang berupa molekul organik kecil yang merupakan bagian enzim yang tahan panas, mengandung ribose dan fosfat, larut dalam air dan bisa bersatu dengan apoenzim membentuk holoenzim
Koenzim adalah zat yang membantu kerja enzim. Sedangkan enzim adalah zat yang terbentuk dari protein dan berfungsi untuk melancarkan serta mempercepat reaksi kimia di dalam tubuh.
Koenzim bersifat termostabil (tahan panas), mengandung ribose dan fosfat. Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya
Koenzim adalah senyawa yang membantu kinerja enzim dalam berlangsungnya reaksi kimia. Sebagian coenzyme berasal dari turunan vitamin B. Untuk itu, tubuh bisa mendapatkan asupan senyawa ini dari makanan yang merupakan sumber vitamin B.
Vitamin B. Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi ...
Vitamin B1 Mengandung Thiamin (Vitamin B1) yang berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme energi, Memperkuat sistem syaraf dan otot, Membantu tubuh membuat dan memakai protein.
Vitamin B6 dapat berperan sebagai koenzim, Vitamin B6 dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid.
Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor, antioksidan dan diperlukan untuk fungsi kekebalan tubuh termasuk (leukosit, fagositosis dan kemotaksis), penekanan replikasi virus dan produksi interferon. Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor.
Nikotinamida adenina dinukleotida. Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada temperatur dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). Nikotinamida adenina dinukleotida, disingkat NAD+, adalah koenzim yang ditemukan di semua sel hidup.
- Mencegah anemia. Salah satu manfaat penting dari vitamin B12 adalah mencegah penyakit anemia atau kurang darah. ...
- Menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Memenuhi kadar vitamin B12 harian juga terbukti dapat menjaga kesehatan tulang Anda. ...
- Meningkatkan energi.
- Benzoyl peroxide. Kandungan skincare yang tidak boleh dicampur dengan vitamin C pertama adalah benzoyl peroxide. Benzoyl peroxide biasa digunakan sebagai pengobatan untuk jerawat ringan hingga sedang. ...
- Retinol. ...
- Niacinamide. ...
- AHA dan BHA.
koenzim A dapat berfungsi sebagai pembawa gugus asil. Molekul koenzim A yang membawa gugus asetil disebut asetil-KoA. Jika tidak terikat pada gugus asil apapun, ia biasa disebut 'CoASH' or 'HSCoA'.
ENZIM
Enzim adalah biokatalisator, yang artinya dapat mempercepat reaksi- reaksi biologi tanpa mengalami perubahan struktur kimia. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk.
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Bila zat ini tidak ada maka proses-proses tersebut akan teljadi lambat atau tidak berlangsung sama sekali..
Enzim merupakan biomolekul yang memiliki fungsi sebagai katalis yang ada pada suatu reaksi kimia. Dalam hal ini, katalis adalah senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi. Jika zat ini tidak ada, maka bisa menghambat aktivitas yang terjadi pada organ tubuh.
Enzim sebagai katalis, enzim tidak mengubah posisi kesetimbangan reaksi kimia. Biasanya reaksi akan berjalan ke arah yang sama dengan reaksi tanpa katalis. fungsi dari katalis yaitu memberi jalan baru dari suatu reaksi kimia, sehingga reaksi zat tersebut bisa lebih cepat.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Enzim membantu mempercepat reaksi kimia dalam tubuh manusia. Enzim mengikat molekul dan mengubahnya dengan cara tertentu. Enzim penting untuk respirasi, mencerna makanan, mendukung fungsi otot dan saraf, serta masih banyak ribuan fungsi spesifik lainnya
Enzim di dalam tubuh memiliki dua komponen penyusun, Komponen penyusun tersebut terdiri dari protein disebut Apoenzim, dan non-protein disebut Gugus Prostetik. Bisa juga Enzim mempunyai tiga jenis komponen penyusun yang ada didalamnya. Mulai dari Apoenzim, Kofaktor, dan Gugus Prostetik.
Enzim terbentuk dari protein yang dilipat menjadi bentuk yang rumit dan kemudian hadir di seluruh tubuh. Adanya reaksi kimia membuat tubuh tetap hidup bergantung pada hal-hal yang dilakukan enzim.
Enzim memegang peranan penting dalam proses pencernaan makanan maupun proses metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh. Fungsi enzim adalah mengurangi energi aktivasi, yaitu energi yang diperlukan untuk mencapai status transisi (suatu bentuk dengan tingkat energi tertinggi) dalam suatu reaksi kimiawi.
Enzim termasuk bagian penting di dalam tubuh manusia. Enzim merupakan katalis yang sangat selektif. Artinya setiap enzim hanya mempercepat reaksitertentu. Beberapa enzim membantu memecah molekul besar menjadi potongan-potongan kecilyanglebih mudah diserap tubuh.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.
Ada dua cara kerja enzim, yaitu: model kunci gembok dan induksi pas. a. Model kunci gembok (block and key). Enzim dimisalkan sebagai gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan dengan substrat bagian tersebut disebut sisi aktif
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah suhu/temperatur, air, pH, konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, inhibitor, aktivator, dan hasil akhir rekasi yang tidak selalu konstan..
Ciri khas enzim adalah tidak dikonsumsi dalam reaksi dan dapat digunakan kembali. Dilansir dari Khan Academy, setelah mengikat substrat dan mengkatalisis reaksi, enzim akan dilepaskan dalam bentuk yang tidak berubah dan dapat digunakan berulang kembali.
Ciri khas enzim adalah sebagai berikut:
- Mempercepat reaksi kimia.
- Menurunkan energi aktivasi reaksi.
- Bekerja secara spesifik.
- Dipengaruhi oleh suhu dan pH.
- Tidak dikonsumsi dalam reaksi.
- Mengkatalis reaksi reversibel.
- Membutuhkan koenzim.
- Dapat digunakan berulang kali.
Enzim terdiri dari dua komponen, yakni bagian dari protein (apoenzim) dan bukan bagian dari protein (gugus prostetik). Apoenzim tersusun atas protein dan mudah berubah tergantung faktor lingkungan, misalnya pH dan suhu. Sedangkan, gugus prostetik adalah gugus yang tidak aktif.
- Oksidoreduktase. Enzim oksidoreduktase adalah enzim yang dapat mengkatalis reaksi oksidasi atau reduksi suatu bahan. ...
- Transferase. Enzim transferase adalah enzim yang ikut serta dalam reaksi pemindahan ( tranfer ) suatu radikal atau gugus.
- Hidrolase. ...
- Liase. ...
- Isomerase. ...
- Ligase.
- 1. Amilase...... Amilase adalah jenis enzim yang memiliki tugas utama untuk mencerna karbohidrat kompleks (pati) menjadi karbohidrat sederhana (glukosa). ...Enzim amilase merupakan enzim yang mampu mengkatalis proses hidrolisa pati untuk menghasilkan molekul lebih sederhana seperti glukosa, maltosa, dan dekstrin. Proses hidrolisa pati tersebut dilakukan melalui tiga tahapan yaitu gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi.
- 2. Protease. ...
- 3. Lipase. ...
- 4. Laktase. ...
- 5. Maltase. ...
- 6. Sukrase. ...
- 7. Enzim Pencernaan Lainnya.
Amilase adalah enzim pencernaan yang bekerja di pati makanan. Enzim amilase memainkan fungsi penting dalam memecah makanan menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Tubuh manusia normalnya menghasilkan enzim di dua tempat, yaitu kelenjar ludah di mulut (amilase saliva) dan di organ pankreas (amilase pankreas).
Enzim amilase merupakan enzim yang mampu mengkatalis proses hidrolisa pati untuk menghasilkan molekul lebih sederhana seperti glukosa, maltosa, dan dekstrin. Proses hidrolisa pati tersebut dilakukan melalui tiga tahapan yaitu gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi.
Protease merupakan enzim yang disekresikan oleh lambung, pankreas, dan usus halus. Fungsi enzim pencernaan ini adalah untuk memecah protein menjadi asam amino di dalam saluran cerna.
Metabolisme terbagi atas 2 bagian, yaitu Anabolisme dan Katabolisme. Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan katabolisme adalah proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil. Anabolisme merupakan proses yang membutuhkan energi sedangkan katabolisme adalah proses yang melepaskan energi.
Beberapa organ penting dalam metabolisme meliputi hati, pankreas, dan kelenjar tiroid, yang memiliki peran khusus dalam mengatur proses-proses metabolik dalam tubuh.
Melalui proses metabolisme, kandungan protein, lemak, dan karbohidrat diubah menjadi unit yang lebih kecil, seperti asam amino, asam lemak, dan glukosa. Selanjutnya, tubuh akan menggunakan gula, asam amino, dan asam lemak tersebut sebagai sumber energi saat dibutuhkan.
Organ tubuh yang memproduksi enzim: Terdapat 9 jenis enzim utama yang diproduksi secara alami oleh sistem pencernaan, seperti lambung, pankreas dan usus halus. Masing-masing enzim punya tugas masing-masing untuk membantu penyerapan nutrisi oleh tubuh
1. Air liur..... Air liur mengandung konsentrasi tinggi enzim ptialin. Dalam air liur, enzim ptialin memecah susunan karbohidrat menjadi gula sederhana saat makanan mulai dikunyah.
2, lambung.... Enzim yang dihasilkan lambung ada beberapa macam, yaitu pepsin yang memecah protein menjad.i pepton, lipase yang memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, asam klorida (HCI) yang mengubah pepsinogen menjadi pepsin dan membunuh mikroorganisme patogen, serta renin yang berfungsi untuk mengendapkan protein susu ... Secara sederhana, fungsi enzim renin adalah mengontrol tekanan darah di dalam tubuh dan menjaganya tetap stabil. Dalam menjalankan fungsi tersebut, terdapat satu proses yang bernama sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS).
Pepsin adalah enzim yang berperan dalam sistem pencernaan. Enzim ini ditemukan di lambung dan memiliki peran penting dalam proses pencernaan serta penyerapan protein dari makanan yang dikonsumsi. Secara umum, enzim ini akan diproduksi oleh lambung segera setelah makanan masuk ke dalam mulut. Fungsi utama enzim pepsin adalah memecah struktur protein yang ada di dalam makanan menjadi asam amino. Hal ini berguna untuk mempermudah penyerapan nutrisi di dalam usus.
Lipase lambung berfungsi untuk memecah makanan yang dikonsumsi, sehingga tubuh bisa menyerap zat gizi yang dibutuhkan. Enzim lipase lambung dan pepsin bekerja paling baik saat suhu tubuh normal, yaitu sekitar 37°C.
3. Kelenjar pankreas. Kelenjar yang juga ikut berperan dalam menghasilkan enzim pencernaan ialah kelenjar pankreas. Enzim kelenjar pencernaan yang dihasilkan oleh pankreas meliputi lipase, amilase, dan protease, termasuk tripsin dan kemotripsin
4. Usus halus.
Pembuatan Enzim di dalam tubuh, diproduksi di lambung, pankreas, dan usus halus. Terdapat beberapa jenis enzim protase, yaitu pepsin (enzim pencernaan utama di lambung), tripsin, dan kimotripsin.
Berikut ini adalah beragam pilihan makanan yang mengandung enzim pencernaan alami yang baik dikonsumsi:
- Nanas. Nanas adalah buah tropis segar yang kaya akan enzim pencernaan. ...
- Pepaya. Pepaya adalah buah tropis lain yang kaya akan enzim pencernaan. ...
- Mangga. ...
- Madu. ...
- Pisang. ...
- Alpukat. ...
- Kefir. ...
- Sauerkraut.
Enzim tidak dapat dimatikan dan hanya dapat dinonnaktifkan untuk sementara dengan proses-proses tertentu pada penyimpanan atau pengolahan makanan. Enzim yang terus melakukan pekerjaannya akan menyebabkan pembusukan pada makanan dan makanan tidak layak dikonsumsi.
Secara kimiawi, enzim tersusun atas dua komponen, yaitu komponen protein dan komponen bukan protein. Suatu komponen enzim dikatakan lengkap apabila tersusun dari dua komponen (protein dan nonprotein) tersebut.
Apoenzim merupakan enzim yang tersusun atas senyawa protein dan merupakan jenis yang paling mendominasi dari semua struktur enzim yang ada. Sifatnya labil atau mudah berubah, serta kerjanya dipengaruhi oleh suhu dan pH. Sementara itu, kofaktor merupakan enzim yang tersusun atas senyawa nonprotein.
enzim disebut sebagai katalisator, karena ciri khas enzim adalah dapat mempercepat reaksi kimia dalam tubuh atau yng dikenal sebagai reaksi biokimia. Enzim dapat membuat reaksi yang berlangsung lama, menjadi lebih cepat. Sifatnya yang mempercepat reaksi, membuat enzim disebut sebagai katalis biokimia.
Dalam reaksi kimia ini ada zat yang menghambat atau menurunkan laju reaksi kimia atau zat yang menghambat kerja enzim yang disebut inhibitor. Enzim merupakan suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, yaitu senyawa yang berfungsi mempercepat reaksi namun tidak bereaksi.
Ada dua bentuk inhibitor enzim yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif. Inhibitor kompetitif bersaing dengan substrat untuk menempati sisi aktif enzim, sehingga enzim tidak dapat menghasilkan kompleks substrat enzim.
Beberapa sifat enzim adalah sebagai katalisator, bekerja secara spesifik dan bolak-balik, bersifat protein, termolabil, koloid, dibutuhkan dalam jumlah sedikit, menurunkan energi aktivasi, juga tidak menentukan arah reaksi.
Secara umum, Enzim memiliki setidaknya enam sifat yang khas. Pertama, enzim hanya mengubah kecepatan reaksi. Jadi, enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu reaksi.
Sifat Enzim
1. Selektif. Enzim bersifat selektif karena hanya dapat bekerja pada substrat tertentu. ...
2. Spesifik. ...Enzim bersifat spesifik karena enzim hanya dapat mengkatalis reaksi tertentu. Dapat dikatakan, satu jenis enzim bekerja untuk satu jenis reaksi.
3. Efisien. ...
4. Enzim sebagai protein. ...
5. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. ...
6. Enzim bekerja secara bolak-balik. ...
7. Bekerja di dalam dan luar sel. ...
8. Bekerja dengan bantuan zat non protein.
Enzim bersifat biokatalisator karena dapat mempercepat reaksi namun tidak ikut bereaksi. Karena tidak ikut bereaksi maka enzim tidak mengalami perubahan bentuk ataupun sifat sehingga dapat digunakan berulang kali. Oleh karena itu, enzim hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit.
Cara kerja enzim berupa reaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa melalui reaksi kimia organik yang memerlukan energi dengan aktivitas lebih rendah. Kondisi ini akan mempercepat reaksi kimia dengan energi aktivitas yang lebih tinggi dengan waktu lama.
Cara kerja enzim, yaitu dengan mengubah bentuk makanan menjadi energi. Misalnya, enzim pada kelenjar air liur, usus, pankreas, dan lambung. Enzim akan memecah protein, lemak, juga karbohidrat. Tak hanya menghasilkan energi dan nutrisi, enzim juga membantu pertumbuhan dan perbaikan jaringan sel.
Enzim Dapat bekerja bolak-balik, artinya bisa bereaksi tanpa memengaruhi hasil akhir dan terbentuk dari hasil reaksi sebagai enzim. Saat ikut dalam reaksi maka struktur kimia pada enzim juga akan berubah.
enzim bersifat reversible, artinya enzim dapat bekerja secara bolak - balik selama enzim tidak rusak.
Enzim dapat bekerja bolak-balik karena bisa ikut bereaksi tanpa memengaruhi hasil akhir dan akan terbentuk lagi di hasil reaksi sebagai enzim.
Artinya enzim dapat digunakan secara berulang kali di dalam tubuh, sehingga lebih efisien. Hal ini dikarenakan enzim tidak mengalami perubahan permanen dalam proses katalisis.
Enzim dapat mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi, yang diperlukan selama berlangsungnya reaksi tersebut. Tanpa adanya enzim, reaksi metabolisme dalam tubuh makhluk hidup akan berlangsung sangat lama.
enzim hanya mengubah kecepatan reaksi. Jadi, enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu reaksi. Kedua, enzim bekerja secara spesifik. Maka itu, enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu.
Enzim membuat reaksi kimia dalam tubuh. Fungsi enzim di dalam tubuh sangat penting, yaitu membangun otot, menghancurkan racun, dan memecah partikel makanan selama proses pencernaan. Enzim diproduksi secara alami di dalam tubuh.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.
Secara sederhana, fungsi enzim renin adalah mengontrol tekanan darah di dalam tubuh dan menjaganya tetap stabil. Dalam menjalankan fungsi tersebut, terdapat satu proses yang bernama sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS).
Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu dan pH (Pelczar dan Chan, 2005). Enzim dapat diperoleh dari sel-sel hidup dan dapat bekerja baik untuk reaksi-reaksi yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel.
Ketika produksi enzim terganggu, atau enzim kurang/tidak ada di dalam tubuh, maka proses metabolisme di dalam tubuh pun akan ikut terganggu. Gangguan metabolisme yang bisa terjadi akibat kekurangan enzim ada berbagai macam, salah satunya adalah gangguan metabolisme yang bersifat keturunan.
Enzim dapat rusak karena faktor Suhu (Temperatur). Aktivitas enzim akan semakin meningkat dengan semakin tingginya suhu hingga batas optimum. Hal itu disebabkan karena enzim tersusun atas protein. Oleh karena itu, pada temperatur yang tinggi dan melebihi batas maksimum, hal itu bisa menyebabkan denaturasi protein atau enzim sudah rusak.
Comments
Post a Comment