FORMULA LARUTAN MINUMAN BANDREK
FORMULA LARUTAN MINUMAN BANDREK
Bahan bahan tambahan
- Zingerol
Zingerol dengan rumus kimianya C17H26O4 juga disebut vanillylacetone , adalah komponen rasa utama jahe , memberikan rasa manis pada jahe yang dimasak. Zingerone adalah padatan kristal yang sedikit larut dalam air dan larut dalam eter.
- Sinamaldehida
Sinamaldehida adalah sebuah senyawa organik dengan rumus C6H5CH=CHCHO atau C9H8O . Terjadi secara alami sebagai isomer trans (E) yang dominan, ia memberi aroma dan bau kayu manis..[1] Ini adalah fenilpropanoid yang secara alami disintesis oleh jalur shikimat. Cairan kental berwarna kuning pucat ini muncul di kulit pohon kayu manis dan spesies lain dari genus Cinnamomum. Minyak asiri kulit kayu manis adalah sekitar 90% kayu manis.
- Gula merah
Gula merupakan sukrosa yaitu disakarida yang terbentuk dari ikatan antara glukosa dan fruktosa. Rumus kimia sukrosa adalah C12H22O11 .
Setiap seratus gram gula merah yang mengandung 4 mg zat besi, 9 mg kalsium dan karoten serta laktoflavin. Fungsi selanjutnya dari gula merah adalah untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan juga dapat dijadikan sebagai zat yang menangkal radikal bebas.
- Sitronelal
Sitronelal merupakan senyawa monoterpena yang mempunyai gugus aldehida, ikatan rangkap, dan rantai karbon . Sitronelal adalah konstituen utama minyak sereh wangi yang memiliki rumus molekul C10H16O . Sitronelal juga dapat dijumpai pada minyak atsiri lain, seperti minyak lemon, serai dan melissa .
isolasi senyawa sitronelal dari minyak sereh wangi dapat dilakukan dengan teknik I solasi sitronelal yaitu dilakukan dengan distilasi uap air dan dengan variasi kecepatan pengadukan dan penambahan natrium bisulfit, dan dari hasil penelitian tersebut diperoleh kualitas minyak sereh wangi yang terbaik pada penambahan natrium bisulfit 20 g pada minyak hasil distilasi sebesar 50 g dan kecepatan ...
- 1,8-cineole (C10H18O) dan alfa-terpineol (C10H18O,
Beberapa peneliti telah mempelajari manfaat kedua jenis senyawa ini sebagai bahan obat terapi herbal untuk mengatasi beberapa jenis penyakit. Cai dkk. (2021) telah mempelajari sifat anti implamasi dan sifat anti kksidan senyawa 1,8-cineole. Ditemukan bahwa 1,8-cineole mampu menghambat lroduksi sitokin implamasi. Selain itu dapat menghambat produksi spesies oksigen reaktif (reactive oksigen spesies (ROS)). Oleh karena itu 1,8-cineole memiliki kemampuan untuk mengobati penyakit kardiovaskular, penyakit pencernaan, penyakit alzheimer, dan penyakit pernapasan.
Amin dan Maham (2015) melaporkan bahwa 1,8-cineole sangat baik digunakan sebagai obat terapi penyakit diare. Hal ini telah diuji pada hewan coba tikus wistar. Pemberian 1,8-cineole secara oral kepada tikus pada dosis yang tepat, dapat mengatasi diare yang diderita tikus. Selain itu, 1,8-cineole secara signifikan dapat menurunkan akumulasi cairan di dalam usus tikus. Murata dkk. melaporkan bahwa 1,8-cineole memiliki aktivitas anti tumor. 1,8-cineole dapat digunakan sebagai obat terapi antitumor untuk menyembuhkan penyakit kanker besar (kanker kolorektal). Hal ini telah diuji pada hewan coba tikus wistar. Penghambatan pertumbuhan sel kanker pada tikus setelah diberi terapi 1,8-cineole, ditemukan sangat signifikan. Oleh karena itu tumor yang diderita oleh tikus dapat dibudidayakan. Murata et al.(2013) menyatakan bahwa senyawa 1,8-cineole sangat menjanjikan untuk digunakan sebagai obat herbal kemoterapi yang kuat dan aman untuk kanker kolorektal di masa yang akan datang.
Worth dan Dethlefsen (2012) melaporkan bahwa 1,8-cineole sangat baik digunakan sebagai obat terapi untuk menyembuhkan penyakit asma. Hal ini telah diuji pada manusia. Dengan mengkonsumsi obat terapi yang mengandung sebanyak 200 mg 1,8-cineole (dalam bentuk kapsul) sebanyak tiga kali dalam sehari selama 6 bulan, dapat menyembuhkan penyakit asma dan secara signifikan dapat meningkatkan fungsi paru-paru. Hal ini dapat terjadi karena 1,8-cineole memiliki sifat anti-implamasi yang baik. Bulan dkk. (2013) telah meneliti manfaat 1,8-cineole untuk mengatasi masalah hipertensi yang disebabkan oleh paparan kronis nikotin. Pengujian telah dilakukan pada hewan coba tikus wistar. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa tikus yang disuntik secara intraperitoneal dengan 1 mg/kg 1,8-cineole, secara signifikan dapat mengurangi tekanan darah sistolik (tekanan darah sistolik), dan juga secara signifikan dapat meningkatkan konsentrasi nitrit plasma. Efek stres oksidatif yang dialami oleh tikus yang disebabkan oleh paparan nikotin dapat dikurangi.
Senyawa alpha-terpineol, yang menjadi komponen kedua terbesar yang terkandung di dalam buah kapulaga, juga ditemukan memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan dan telah diuji secara ilmiah oleh banyak para peneliti. Sifat kimia, sifat biologi, dan terapan alpha-terpineol telah ditentukan dan dijelaskan dengan baik oleh Sales et al.(2020). Merek dkk. (2001) dan Bicas et al.(2011) telah menguji aktivitas antioksidan dari senyawa alpha-terpineol. Mereka menemukan bahwa alpha-terpineol memiliki aktivitas antioksidan yang sangat baik. Alpha-terpineol secara baik dapat mentralisir radikal bebas (oksidan) sehingga tidak sampai merusak sel. Oleh karena sifat antioksidannya yang sangat baik maka alpha-terpineol sangat bermanfaat digunakan sebagai obat herbal untuk terapi mengatasi penyakit-penyakit seperti: penyakit kardiovaskular, inflamasi, dan penyakit neurodegeneratif.
Alpha-terpineol juga memiliki aktivitas antitumor (Hassan et al., 2010). Senyawa alpha-terpineol yang ditemukan dapat menghambat (menghentikan) proses proliferasi yang disebabkan oleh sel tumor. Oleh karena itu dapat digunakan sebagai obat terapi untuk mengatasi penyakit kanker. Alpha-terpineol juga ditemukan memiliki aktivitas anti bronkitis (Tsou et al., 2014). Oleh karena itu dapat digunakan sebagai obat terapi untuk mengatassi penyakit peradangan paru-paru (penyakit paru obstruktif kronis). Penyakit peradangan paru-paru ini salah satu ditandai dengan kesulitan bernapas dan batuk berdahak secara berkepanjangan. Dalam hal ini senyawa alpha-terpineol memberikan efek antimikroba sehingga dapat mencegah infeksi yang berasal dari bakteri periodontoatik dan karsinogenik yang salah satu penyebab terjadinya peradangan paru-paru tersebut.
Negreiros dkk. (2019) menemukan bahwa senyawa alpha-terpineol juga memiliki kemampuan sebagai obat terapi anti diare. Mengkonsumsi alpha-terpineol bagi penderita diare dapat mengurangi frekuensi buang air besar secara signifikan. Selain itu juga dapat mengurangi pembentukan cairan dan mengurangi kehilangan ion Cl-. Kehadiran senyawa alpha-terpineol dapat meningkatkan penyerapan cairan oleh usus. Alpha-terpineol memiliki sifat anti diare karena aksi antikolinergiknya yang baik, yaitu mampumemblokir reseptor PGE2 dan GM1, dan interaksinya dengan toksin kolera pada sekretori diare.
Terakhir, Ai My dkk. (2020) dan Panikar dkk. (2021) telah menyelidiki kemungkinan penggunaan senyawa 1,8-cineol dan alpha-terpineol sebagai obat terapi untuk mencegah penularan dan perkembangan virus SARS-CoV-2 (Covid-19). Secara percobaan selama ini telah ditemukan bahwa minyak esensial yang dihasilkan dari ekstrak tumbuhan yang mengandung kedua jenis senyawa tersebut di atas memiliki sifat anti bakteri dan anti virus yang sangat kuat. Merujuk pada temuan sifat anti virusnya tersebut, kedua kelompok peneliti di atas telah mencoba menguji sifat ini lebih khusus hanya pada virus SARS-CoV-2. Langkah awal, mereka telah melakukan simulasi komputasi dengan menggunakan teknik docking. Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, Ai My dkk. (2020) dan Panikar dkk. (2021) menemukan bahwa molekul 1,8-cineol atau alpha-terpineol memiliki interaksi yang kuat dengan asam amino dari protein reseptor ACE2 yang terdapat pada sel tubuh manusia sehingga menghambat virus SARSCoV-2 bereaksi dengan reseptor ACE2. Oleh karena itu virus SARS-CoV-2 menjadi kerugian indungnya untuk berkembang. Pada saat yang sama, molekul 1,8-cineol atau alpha-terpineol yang lain juga berinteraksi secara kuat dengan virus protase utama (main protease) PDB6LU7 SARS-CoV-2, dan nerusaknya. Dengan demikian virus SARSCoV-2 tidak dapat berkembang dan tidak dapat bertahan hidup.
- Gula Cair Fruktosa atau Sirup Fruktosa Tinggi
Fruktosa adalah jenis gula sederhana dalam gula pasir yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Terdapat beberapa fungsi fruktosa bagi tubuh, di antaranya membantu menghasilkan energi, menyimpan energi dalam bentuk glikogen, membentuk lemak dalam tubuh, dan . mengendalikan kadar gula dalam darah .
Fruktosa adalah salah satu jenis gula monosakarida yang sering juga disebut sebagai gula buah dan bisa ditemukan secara alami pada buah-buahan, madu, agave, maupun umbi-umbian . Komponen ini juga bisa diolah dari tebu dan jagung. Ada berbagai sumber pemanis fruktosa yang paling banyak hadir dalam makanan. Contohnya madu, gula meja, jus buah tanpa gula, dan sirup agave. Selain itu, fruktosa juga ditemukan pada karamel, sorgum, akar manis, pir, dan plum.
Fruktosa digunakan dalam respirasi untuk menghasilkan ATP dan untuk membangun glikogen. Hal ini juga dapat menghasilkan lemak untuk menyimpan energi. Namun, sel juga menggunakan glukosa untuk bahan bakar respirasi. Ini juga digunakan dalam produksi Vitamin A dan untuk sintesis beberapa zat, termasuk pati dan glikogen. Glukosa tidak meningkatkan trigliserida atau lemak dalam darah. Sebaliknya, fruktosa bersifat lipogenik atau memproduksi lebih banyak lemak. Saat Anda mengonsumsi makanan sumber karbohidrat, fruktosa tidak akan merangsang produksi insulin layaknya glukosa karena tidak langsung dilepaskan ke dalam darah. Fruktosa atau yang biasa disebut gula buah merupakan gula yang paling manis. Sifatnya mudah larut dalam udara meskipun berbentuk Kristal padat. Rumus kimia fruktosa sama dengan glukosa yaitu C6H12O6 namun strukturnya saja yang berbeda.
Gula jagung adalah pemanis dari jagung yang sering digunakan sebagai pengganti gula biasa. Gula ini biasanya diolah menjadi sirup dengan kandungan fruktosa yang tinggi atau biasa kita kenal dengan sirup jagung fruktosa tinggi (HFCS). Sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS) dibuat dari tepung jagung yang diolah menjadi sirup jagung yang mengandung 100% glukosa dan ditambahkan enzim untuk mengubah glukosa menjadi fruktosa. HFCS memiliki kandungan fruktosa yang lebih tinggi dibandingkan sirup jagung alami. Sirup fruktosa (sirup fruktosa tinggi/HFS) adalah cairan kental jernih dengan kadar fruktosa tinggi, umumnya diperoleh dengan proses enzimatik pati. HFS 42 dan HFS 55 mengandung dekstrosa tidak kurang dari 50% dan tidak lebih dari 53%.
Asupan sirup jagung tinggi fruktosa yang berlebihan dapat meningkatkan pengisian lemak perut dan menyebabkan resistensi insulin. Hal kedua ini kemudian dapat mengakibatkan Anda menderita diabetes melitus tipe 2. kelebihan konsumsi fruktosa diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena beberapa penyakit, yaitu obesitas, resistensi insulin, serta naiknya tingkat kolesterol LDL, asam urat, dan trigliserida. Efek fruktosa juga dikaitkan dengan risiko sindrom metabolik, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Studi lain dalam Nutrients juga menyebutkan bahaya konsumsi fruktosa secara berlebihan, yaitu: Meningkatkan risiko peradangan pada tubuh yang berakhir pada terjadinya resistensi insulin. Meningkatnya cadangan lemak pada tubuh. Meningkatkan risiko terjadinya sindrom metabolik dan obesitas.
- Buah Pala atau Cengkeh
Lada atau merica bisa dilengkapi dengan buah pala atau cengkeh,
Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Kepulauan Maluku. Rumus molekul Miristisin ialah C11H12O3 ,
Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan dari biji pala adalah 5- Octadecanoic acid, myristicin, phenol, terpineol, dan 9-octadecenoic), sedangkan yang terkandung pada daging buah pala adalah alkaloid dan vitamin C
Rempah satu ini memiliki rasa hangat, agak pedas, beraroma harum dan manis . Buah pala juga memiliki sifat antiinflamasi dan antispasmodik yang dapat membantu meredakan gangguan pencernaan seperti perut kembung, gas, dan diare. Ekstrak buah pala telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meredakan gangguan pencernaan selama berabad-abad.. Biji pala juga sebenarnya mempunyai beragam manfaat bagi kesehatan. Pala memiliki sifat antibakteri, antimikroba, dan antiradang yang baik manfaatnya bagi kesehatan.
Bahan bahan Aktif:
Jahe (Zingiber officinale) adalah tumbuhan yang rimpangnya sering digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan baku pengobatan tradisional. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas yang dirasakan dari jahe disebabkan oleh senyawa keton bernama zingeron. Untuk mendapatkan rimpang jahe yang berkualitas, jahe dipanen pada umur tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Bubuk jahe Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi industri, jahe dikeringkan selanjutnya digiling dengan kehalusan butiran bubuk yang ditentukan. Bubuk jahe diperlukan untuk keperluan farmasi, minuman, alkohol dan jamu. Biasanya menggunakan bahan baku jahe kering.
Oleotesin jahe Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Warnanya cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%. Mengandung komponen bioaktif berupa senyawa fenolik yang dapat berperan sebagai antioksidan, yakni gingerol, shogaol, dan zingeron. Ketiganya berpengaruh dalam pencegahan penyakit degeneratif, seperti kanker dan penyumbatan pembuluh darah
Kayu manis atau dengan nama ilmiah Cinnamomum adalah jenis pohon penghasil rempah-rempah. di dalam kamus Biologi, Cinnamomum zeylanicum[2] Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang dihasilkan dari kulit bagian dalam yang kering, yang sangat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar, anggur panas dan juga dipakai secara medis. Cinnamaldehyde adalah molekul kayu manis.
Kayu manis secara tradisional dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan dicampur madu, misalnya untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung.
Kulit kayu manis memiliki aroma khas yang wangi dan terasa manis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penyedap rasa makanan atau kue, bahan pembuat sirup, dan rasa pedas sebagai penghangat tubuh. Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam kayu manis yaitu minyak atsiri eugenol, safrole, sinamaldehide, tanin, kalsium oksalat, damar, dan zat penyamak. Berbagai aplikasi kayu manis yaitu dapat dijadikan zat antimikroba, antijamur, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, Kolesterol, dan memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa eugenol dan sinamaldehid memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm. Minyak atsiri dapat dijadikan sebagai antiseptik, membangkitkan selera atau menguatkan lambung (stomakik) serta memiliki efek untuk mengeluarkan angin (karminatif). Selain itu, minyaknya dapat digunakan dalam industri sebagai obat kumur dan pasta, penyegar bau sabun, deterjen, lotion parfum dan krim. Dalam pengolahan bahan makanan dan minuman, minyak kayu manis digunakan sebagai pewangi atau peningkat cita rasa, antara lain untuk minuman keras, minuman ringan (softdrink), agar-agar, kue, kembang gula, bumbu gulai dan sup.
Berbagai kajian metabolomik dari kayu manis yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut. Al-Dhubiab (2012) menyebutkan komponen kimia terbesar pada kayumanis adalah alkohol sinamat, kumarin, asam sinamat, sinamaldehid, antosinin dan minyak atsiri dengan kandungan gula, protein, lemak sederhana, pektin dan lainnya. Ervina dkk (2016) menyatakan bahwa hasil ekstraksi kulit batang Cinnamomum burmanii mengandung senyawa antioksidan utama berupa polifenol (tanin, flavonoid) dan minyak atsiri golongan fenol. Kandungan utama minyak atsiri kayu manis adalah senyawa sinamaldehida dan eugenol. Wang et al (2009) dalam Hasan (2011) menyebutkan bahwa komponen mayor minyak atsiri yang terkandung pada daun Cinnamomum burmanii adalah transsinamaldehid (60,17%), eugenol (17,62%) dan kumarin (13,39%). Identifikasi minyak atsiri batang C. burmannii dengan GC-MS dan LC-MS menemukan adanya senyawa utama sinamaldehid dan beberapa polifenol terutama proanthocyanidin dan epi-catechin (Shan B, 2007). Chen et al (2014) menemukan di antara 4 spesies kayu manis yaitu C. burmannii, C. verum, C.aromaticum, dan C. loureiroisemua ekstraknya memiliki manfaat kesehatan yang sama. Yang membedakannya C. burmannii memiliki rasa yang tidak terlalu pahit seperti C. cassia dan C. loureiroi. Tingkat kandungan senyawa aktif pada tumbuhan bisa berubah tergantung metode yang digunakan dalam proses ekstraksinya (Duguoa et al, 2007). Bandara et.al (2011) menyebutkan bahwa kayu manis memiliki kemampuan antimikroba, antijamur, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, Kolesterol dan memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa eugenol dan sinamaldehid memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm (Niu C dan Gilbert ES, 2004). Penelitian Shan Bet al (2007) membuktikan kemampuan ekstrak kulit batang kayu manis melawan 5 jenis bakteri patogen yaitu Bacillus cereus, Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella anatum. Nisa dan Triastuti (2014) melaporkan sifat antibakteri ekstrak kayu manis terhadap E. coli dan S. aureus. Sedangkan penelitian Daker dkk (2013) menunjukkan ekstrak metanol kulit batang Cinnamomum burmannii Blume dengan senyawa utamanya trans-cinnamaldehyde (TCA) yang memiliki kemampuan menghambat proliferasi sel NPC manusia.
- Gula putih
Gula merupakan sukrosa yaitu disakarida yang terbentuk dari ikatan antara glukosa dan fruktosa. Rumus kimia surosa adalah C12H22O11.
- Serai dapur (Cymbopogon citratus) / daun sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Serai dapur berbeda dengan serai wangi.
Serai dapur dapat digunakan sebagai bahan obat. Pemakaiannya dalam bentuk bubuk atau berwujud padat. Bubuk serai lebih umum digunakan karena kadar airnya lebh rendah. Serai dapur dijadikan sebagai obat herbal. Bubuk diperoleh melalui hasil pengeringan.
Batang serai mengandung magnesium, fosfor dan folat yang berfungsi menjaga kesehatan saraf. Jika kesehatan saraf terjaga, tubuh akan lebih mudah melakukan aktivitas, mengingat sesuatu serta mengolah informasi. Sifat anti jamur dan antiseptik pada batang serai mampu mengobati penyakit kulit secara menyeluruh.
Serai dapur dapur merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dibuat sebagai minyak atsiri.[8] Kualitas minyak serai dapur lebih rendah dibandingkan dengan minyak serai wangi. Namun, harganya lebih murah sehingga lebih banyak dijual di pasaran. Pembuatan minyak atsiri dari sera dapur dilakukan dengan metode distilasi uap air pada bagian batang dan daunnya.
Serai dapur merupakan jenis bumbu dapur, rempah-rempah sekaligus herbal yang paling umum digunakan di Asia.[12] Dalam makanan tradisional Indonesia, serai dapur merupakan salah satu bumbu masak yang utama.[6] Serai dapur dijadikan bahan utama maupun bahan tambahan dalam masakan Indonesia. Jenis makanan Indonesia yang memerlukan serai dapur antara lain nasi uduk, gulai dan sambal. Penggunaan serai dapur sebagai bumbu masak juga dipengaruhi oleh aromanya yang meningkatkan selera makan.[13] Serai dapat dijadikan minuman. Caranya dengan merebus beberapa tangkainya. Air hasil rebusannya bersifat menyegarkan.
Daun serai kering juga dapat diseduh menjadi teh, atau hanya sebagai bahan penyedap dalam teh lainnya. Serai memberikan nuansa rasa yang sekilas mirip lemon tetapi dengan rasa manis ringan dan tanpa rasa asam.
Pada tanaman sereh memiliki komposisi dalam minyak atsiri antara lain: sitral, sintronelal, dan geraniol. Tanaman sereh terdiri dari 80 spesies, namun hanya beberapa jenis sereh yang menghasilkan minyak atsiri yang mempunyai arti ekonomis dalam perdanganan yaitu tanaman sereh wangi dan tanaman sereh dapur.
Minyak asiri / atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial (essential oil), minyak aromatik (aromatic oil) atau minyak terbang (volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman.
- Kapulaga adalah sejenis rempah yang dihasilkan dari biji beberapa tanaman dari genera Elettaria dan Amomum dalam keluarga Zingiberaceae (keluarga jahe-jahean)[1]. Genera kedua ini adalah tanaman asli Bangladesh, Bhutan, India, India, Nepal, dan Pakistan; biji kapulaga dapat dikenali dari biji polongnya yang kecil, penampang irisan segitiga, dan berbentuk gelendong kumparan, dengan kulit luar yang tipis, dan biji hitam yang kecil. Rempah yang memiliki nama latin Elettaria cardamomum ini memiliki rasa gurih dan sedikit manis. Biji kapulaga mengandung 3-7% minyak atsiri yang terdiri atas terpineol, terpinil asetat, sineol, alfa borneol, dan beta kamfer.
Kapulaga sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk campuran jamu atau obat-obatan herbal tradisional. Kapulaga dapat dijadikan antidepresan, caranya dengan mencampurkannya di air dalam gelas, tunggu hingga mengendap (sekitar 30 menit); sebelum dan saat diminum, dapat diselang dengan menghirup aromanya. Tidak hanya itu kapulaga bahkan menjadi salah satu komoditas ekspor yang penting terutama untuk negara-negara timur tengah, mesir dan India.
Dua jenis senyawa bioaktif pada buah kapulaga adalah 2 kandungan utama yaitu: 1,8-cineole (C10H18O) dan alpha-terpineol (C10H18O, kedua duanya memiliki rumus molekul yang sama Kandungan senyawa bioaktif yang lain melengkapi kedua jenis kandungan utama ini. Oleh karena itu manfaat fenonomenologis pada bidang kesehatan yang dirasakan masyarakat tradisional selama ini ketika menggunakan buah kapulaga sebagai bahan terapi herbal, secara dominan dipengaruhi oleh kedua jenis senyawa ini, selain senyawa lainnya yaitu: 3-pentanol; 1,8-cineole; cis-sabinene hidrat; llinalool ; trans sabinene hidrat; alphaterpineol; beta-selinene; beta-bisabolene; betasesquiphellandrene; nerolidol B (cis atau trans); d-ledol; oleic acid methyl ester; dan 1-piperoylpiperidine, bila buah kapulaga diekstrak dengan pelarut etanol. Sedangkan dengan pelarut metanol maka senyawa lain yang terkandung pada buah kapulaga yaitu: 4-siklooktenon; 3-pentanol; 1,8-cineole; cissabinene hidrat; l-linalool; dan alphaterpineol. Sedangkan bila diekstrak dengan pelarut udara maka senyawa lain yang terkandung pada buah kapulaga yaitu : 1-metil-3-sikloheksenol dan metil metanoat.
- Madu
Madu adalah zat manis dan kental yang dibuat oleh beberapa lebah , yang paling terkenal adalah lebah madu . [1] [2] Madu dibuat dan disimpan untuk memberi makan koloni lebah. Lebah menghasilkan madu dengan mengumpulkan dan kemudian mengeluarkan sekresi tanaman yang manis (terutama nektar bunga) atau sekresi serangga lain, seperti madu kutu daun. Pemurnian ini terjadi baik di dalam lebah individu, melalui regurgitasi dan aktivitas enzimatik , dan selama penyimpanan di dalam sarang, melalui penguapan udara yang memekatkan gula madu hingga menjadi kental dan kental.
Rumus kimia madu adalah C6H12O6, sama dengan rumus kimia dari glukosa (karbohidrat). . Nilai kalori madu sangat tinggi yaitu 3280 kal/kg. Kandungan gula dalam madu mencapai 80% dan dari gula tersebut 85% berupa fruktosa dan glukosa (Sarwono, 2001; Suranto, 2004).
Madu terasa manis karena konsentrasi tinggi fruktosa dan glukosa monosakarida. Ini memiliki rasa manis yang relatif sama dengan sukrosa (gula meja). [5] [6] Satu sendok makan standar (15 mL) madu menyediakan sekitar 190 kilojoule (46 kilokalori) energi makanan . [7] Ia memiliki sifat kimia yang menarik untuk dipanggang dan memiliki rasa yang khas bila digunakan sebagai pemanis. [5] Kebanyakan mikroorganisme tidak dapat tumbuh di dalam madu dan oleh karena itu madu yang disegel tidak akan rusak. Sampel madu yang ditemukan dalam konteks arkeologi telah terbukti dapat dimakan bahkan setelah ribuan tahun.
kegunaan utama madu adalah untuk memasak, membuat kue, makanan penutup, sebagai olesan pada roti, sebagai tambahan pada berbagai minuman seperti teh, dan sebagai pemanis pada beberapa minuman komersial.
PH rata-rata madu adalah 3,9, tetapi bisa berkisar antara 3,4 hingga 6,1. [62] Madu mengandung berbagai macam asam, baik organik maupun asam amino . Namun jenis dan jumlahnya berbeda-beda, tergantung jenis madunya. Asam-asam ini mungkin aromatik atau alifatik (nonaromatik). Asam alifatik berkontribusi besar terhadap rasa madu dengan berinteraksi dengan rasa bahan lainnya. [62]
Asam organik terdiri dari sebagian besar asam dalam madu, terhitung 0,17–1,17% campuran, dengan asam glukonat yang dibentuk oleh aksi glukosa oksidase sebagai yang paling umum. [62] Sejumlah kecil asam organik lainnya juga ada, terdiri dari format , asetat , butirat , sitrat , laktat , malat , piroglutamat , propionat , valerat , kapronik , palmitat , suksinat , dan masih banyak lainnya.
madu digunakan baik secara oral maupun topikal untuk mengobati berbagai penyakit seperti luka dan luka bakar, antibiotik, batuk, termasuk gangguan lambung, bisul, luka kulit, dan luka bakar pada kulit, mengurangi risiko dan tingkat keparahan cedera pada kerongkongan yang disebabkan oleh baterai sebelum dikeluarkan , termasuk gangguan lambung , bisul , luka kulit , dan luka bakar pada kulit.
Kebanyakan kalori dalam madu berasal dari fruktosa. Jika dikonsumsi selain pola makan normal, fruktosa menyebabkan kenaikan berat badan yang signifikan, namun bila fruktosa diganti dengan karbohidrat lain yang nilai energinya sama, tidak ada pengaruh terhadap berat badan. Beberapa jenis gula yang umum digunakan, termasuk fruktosa, sirup jagung, gula tebu, dan agave. Melansir Health Line, kelebihan konsumsi gula tersebut dapat menyebabkan Anda menjadi gemuk karena kalori tinggi sambil menawarkan sedikit nutrisi lain.
Madu memiliki efek melegakan ringan yang terbukti membantu mengurangi sembelit dan kembung
- Telur ayam kampung
Di dalam 80 gram sampai 100 gram telur ayam kampung mengandung energi sebanyak 150 kalori, 13 gram protein, 10 gram lemak, dan 1,5 gram karbohidrat. Kandungan inilah yang membuat telur direkomendasikan sebagai makanan untuk menambah berat badan.
Kandungan antioksidan yang tinggi dalam madu dan telur kampung dicampur besar peranannya dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Antioksidan membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit.
Telur ayam kampung bisa memberikan tambahan stamina untuk tubuh, hal ini dikarenakan didalam telur ayam kampung terkandung kolestrol yang baik untuk tubuh kita. Sebagai telur yang bisa mempercepat proses penyembuhan penyakit kencing manis, maag serta jantung koroner.
Telur ayam kampung juga merupakan sumber vitamin A, sehingga dapat mencukupi kebutuhan vitamin A setiap hari agar Anda terhindar dari penyakit mata.
- Merica putih atau Bubuk Lada Putih
Merica dan lada adalah dua bumbu dapur yang sama. Perbedaannya adalah merica bumbu yang masih utuh sedangkan lada adalah merica yang telah dihaluskan. Lada atau merica merupakan tumbuhan penghasil biji yang merupakan rempah-rempah atau bumbu masakan yang rasanya pedas. Biasanya, lada mengacu pada merica (Piper nigrum). Rasa pedas ini berasal dari senyawa kimia piperin yang terkandung dalam lada hitam. Selain rasa pedas, lada hitam juga memiliki sentuhan rasa gurih dan hangat. Lada putih memiliki rasa yang lebih ringan dan kurang pedas dibandingkan lada hitam.
Merica dengan namanya Piperine rumusnya C17H19NO3 .Merica dapat membantu merangsang asam klorida di perut. Sehingga tubuh dapat mencerna dan menyerap makanan dengan lebih baik. Selain itu, merica juga bersifat karminatif, yang dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman dan kembung di perut.
Merica mengandung berbagai macam nutrisi yang dapat menyehatkan tubuh, seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, dan berbagai mineral seperti fosfor, kalsium, zat besi, dan magnesium. Di dunia yang terus berkembang, menjaga kesehatan tubuh adalah hal yang penting dan tidak boleh diabaikan.
Bahan bahan Pelengkap
- Air matang hangat yang telah mendidih, Ad 100%.
Bahan Pelengkap lainnya adalah:
- Pemanis
- Pengikat
- Pengisi
Persamaan Reaksi Kimia Yang Terjadi
1. Reaksi Kimia Antara Bahan Gingerol Jahe dan Sukrosa Gula merah
Bab 17 H 26 O4 + C12H22O11 → C29H48O15
Reaktan :
- C17H26O4 (Jahe)
Dengan berat molekul C17H26O4 adalah 294,386 gr/mol.
- C12H22O11 (Sukrosa)
Dengan berat molekul C12H22O11 adalah 342,296 gr/mol..
Produk :
- C29 H48 O15. ( Asilsukrosa S4:17[2](2,5,5,5)
Sinonimnya:
2-asetil-3-(2-metilbutanoil)-3',4-di(isovaleril)sukrosa
2-asetil-3-(2-metilbutanoil)-3',4-di(3-metilbutanoil)sukrosa
2-O-asetil-3-O-(2-metilbutanoil)-3',4-bis-O-(3-metilbutanoil) sukrosa
Dengan berat molekul C 29 H 48 O 15 adalah 636,7 gr/mol.
Bila 1 gr atau 1 ltr C12H22O11 yang dibutuhkan, maka berat bobot C17H26O4 yang bereaksi dengan C12H22O11 dapat dihitung dengan perhitungan tetap bb/BM antar senyawa kimia:
[bb Senyawa1 / BM Senyawa1] = [bb Senyawa2 / BM Senyawa2]
1 / ( 342.296 ) = bb Senyawa2 / ( 294.386 )
bb Senyawa2 = ( 294.386 ) x 1 / ( 342.296 )
bb Senyawa2 = 0,86 gr atau 0,86 ltr.
Jadi 1 gr atau 1 ltr C12H22O11 (Sukrosa) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,86 gr atau 0,86 ltr C17H26O4 (Gingerol).
2. Reaksi Kimia Antara Bahan Tambahan Gingerol Jahe dan Sinamaldehida/Benzopyran Kayu manis
C17H26O4 + C9H8O = C26H34O5
Reaktan:
- C17H26O4 (Jahe)
Dengan berat molekul C17H26O4 adalah 294,386 gr/mol.
- C9H8O (Benzopiran)
Dengan berat molekul C9H8O adalah 132,159 gr/mol..
Produk:
- C26H34O5 (Deflektin 2B)
Dengan berat molekul C26H34O5 adalah 426,545 gr/mol.
Bila 1 gr atau 1 ltr C9H8O yang dibutuhkan, maka berat bobot C17H26O4 yang bereaksi dengan C9H8O dapat dihitung dengan perhitungan tetap bb/BM antar senyawa kimia:
[bb Senyawa1 / BM Senyawa1] = [bb Senyawa2 / BM Senyawa2]
1 / ( 132,159 ) = bb Senyawa2 / ( 294,386 )
bb Senyawa2 = ( 294,386 ) / ( 132,159 )
bb Senyawa2 = 2,2275 gr atau 2,2275 ltr.
Jadi 1 gr atau 1 ltr C9H8O (Benzopyran) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 2,2275 gr atau 2,2275 ltr C17H26O4 (Gingerol).
Sele-Sele:
Bila 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 yang dibutuhkan, maka berat bobot C12H22O11 yang bereaksi dengan C17H26O4 dapat dihitung dengan perhitungan tetap bb/BM antar senyawa kimia:
[bb Senyawa1 / BM Senyawa1] = [bb Senyawa2 / BM Senyawa2]
bb Senyawa1 / ( 342,296 ) = 1 / ( 294,386 )
bb Senyawa1 = ( 342.296 ) x 1 / ( 294.386 )
bb Senyawa1 = 1,1627 gr atau 1,1627 ltr.
Jadi 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 (Gingerol) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 1,1627 gr atau 1,1627 ltr C12H22O11 (Sukrosa).
Kemudian
Bila 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 yang dibutuhkan, maka berat bobot C9H8O yang bereaksi dengan C17H26O4 dapat dihitung dengan perhitungan tetap bb/BM antar senyawa kimia:
[bb Senyawa1 / BM Senyawa1] = [bb Senyawa2 / BM Senyawa2]
bb Senyawa1 / ( 132,159 ) = 1 / ( 294,386 )
bb Senyawa1 = ( 132.159 ) x 1 / ( 294.386 )
bb Senyawa1 = 0,4489 gr atau 0,4489 ltr.
Jadi 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 (Gingerol) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,4489 gr atau 0,4489 ltr C9H8O (Benzopyran)
Maka perbandingan dari C9H8O (Benzopyran) pada 1gr atau 1 ltr C17H26O4 (Gingerol) berbanding C12H22O11 (Sukrosa) pada 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 (Gingerol) adalah C9H8O : C12H22O11 = ( 0,4489 ) : ( 1,1627 ) atau C9H8O : C12H22O11 = 0,3861 : 1.
Sehingga Formula Larutan Minuman Bandrek yang bagus adalah bila pemakaian kombinasi antara C9H8O (Benzopyran kayu manis) dan C12H22O11 (Sukrosa gula) dengan perbandingan C9H8O : C12H22O11 = 0,3861 : 1.
Bila 0,3861 gr atau 0,3861 ltr C9H8O (Benzopyran) yang dibutuhkan, maka berat bobot C17H26O4 (Gingerol) yang bereaksi dengan C9H8O dapat dihitung dengan menghitung perhitungan tetap bb/BM antar senyawa kimia:
[bb Senyawa1 / BM Senyawa1] = [bb Senyawa2 / BM Senyawa2]
0,3861 / ( 132,159 ) = bb Senyawa2 / ( 294,386 )
bb Senyawa2 = ( 294,386 ) x 0,3861 / (132,159 )
bb Senyawa2 = ( 113,6624 ) / ( 132,159 )
bb Senyawa2 = 0,86 gr atau 0,86 ltr.
Jadi 0,3861 gr atau 0,3861 ltr C9H8O (Benzopyran kayu manis) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,86 gr atau 0,86 ltr C17H26O4 (Gingerol jahe).
Maka, sementara total bobot berat C17H26O4 (Gingerol) yang dibutuhkan adalah 0,86 + 0,86 gr = 1,72 gr, atau 1,72 ltr C17H26O4 (Gingerol jahe).
Sehingga sementara Rasio perbandingan tetap, berat bobot antara C17H26O4 (Gingerol jahe) : C9H8O (Benzopyran Kayu manis) : C12H22O11 (Sukrosa gula) = 1,72 : 0,3861 : 1
3. Reaksi Kimia Antara Bahan Tambahan Gingerol Jahe dan 1,8-cineole (C10H18O) atau alpha-terpineol / Geraniol Kapulaga (C10H18O).
C 17 H 26 O 4 + C 10 H 18 O → C 27 H 44 O 5
Reaktan :
- C17H26O4 (Jahe)
Dengan berat molekul C17H26O4 adalah 294,386 gr/mol.
- C 10 H 18 O (Geraniol)
Dengan berat molekul C 10 H 18 O adalah 154,249 gr/mol..
Produk :
- C27H44O5 (Digitogenin)
Dengan berat molekul C27H44O5 adalah 448,635 gr/mol.
Bila 1 gr atau 1 ltr C 10 H 18 O yang dibutuhkan, maka berat bobot C17H26O4 yang bereaksi dengan C 10 H 18 O dapat dihitung dengan perhitungan tetap bb/BM antar senyawa kimia:
[bb Senyawa1 / BM Senyawa1] = [bb Senyawa2 / BM Senyawa2]
1 / ( 154.249 ) = bb Senyawa2 / ( 294.386 )
bb Senyawa2 = ( 294,386 ) / ( 154,249 )
bb Senyawa2 = 1,9085 gr atau 1,9085 ltr.
Jadi 1 gr atau 1 ltr C 10 H 18 O (Geraniol) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 1,9085 gr atau 1,9085 ltr C17H26O4 (Gingerol).
Sele-Sele:
Bila 1 gr atau 1 ltr C12H22O11 (Sukrosa gula) yang dibutuhkan, maka berat bobot C 10 H 18 O yang bereaksi dengan C12H22O11 (Sukrosa gula) dapat dihitung dengan perhitungan tetap bb/BM antar senyawa kimia:
[bb Senyawa1 / BM Senyawa1] = [bb Senyawa2 / BM Senyawa2]
bb Senyawa1 / ( 154,249 ) = 1 / ( 342,296 )
bb Senyawa1 = ( 154,249 ) x 1 / ( 342,296 )
bb Senyawa1 = 0,4506 gr atau 0,4506 ltr.
Jadi 1 gr atau 1 ltr C12H22O11 (Sukrosa gula) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,4506 gr atau 0,4506 ltr C 10 H 18 O (Geraniol kapulaga).
Sebelumnya telah didapat 1 gr atau 1 ltr C12H22O11 (Sukrosa gula) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,86 gr atau 0,86 ltr C17H26O4 (Gingerol jahe).
Maka 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 (Gingerol jahe). yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,4506 / 0,86 = 0,5240 gr atau 0,5240 ltr C 10 H 18 O (Geraniol kapulaga).
Dan sebelumnya telah diketahui 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 (Gingerol) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 1,1627 gr atau 1,1627 ltr C12H22O11 (Sukrosa).
Maka perbandingan dari C 10 H 18 O (Geraniol kapulaga) pada 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 (Gingerol Jahe) berbanding C12H22O11 (Sukrosa gula) pada 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 (GingerolJahe) adalah C 10 H 18 O : C12H22O11 = ( 0,5240 / 2 ) : ( 1,1627 ) = 0,2620 : 1,1627, atau C 10 H 18 O : C12H22O11 = 0,2253 : 1.
Sehingga Formula Larutan Minuman Bandrek yang bagus adalah bila pemakaian kombinasi antara C9H8O (Benzopyran kayu manis), C10 H18 O (Geraniol kapulaga), dan C12H22O11 (Sukrosa gula) yaitu dengan perbandingan C9H8O : C10 H18 O : C12H22O11 = 0,3861 : 0,2253 : 1.
Bila 0,2253 gr atau 0,2253 ltr C10H18O yang dibutuhkan, maka berat bobot C17H26O4 yang bereaksi dengan C10H18O dapat dihitung dengan perhitungan tetap bb/BM antar senyawa kimia:
[bb Senyawa1 / BM Senyawa1] = [bb Senyawa2 / BM Senyawa2]
0,2253 / ( 154,249 ) = bb Senyawa2 / (294,386 )
bb Senyawa2 = ( 294,386 x 0,2253 ) / (154,249 ) = 66,33 / 154,249
bb Senyawa2 = 0,423 gr atau 0,423 ltr.
Jadi 0,2253 gr atau 0,2253 ltr C10H18O (Geraniol kapulaga) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,423 gr atau 0,423 ltr C17H26O4 (Gingerol Jahe).
Maka sementara total bobot berat C17H26O4 (Gingerol Jahe) yang dibutuhkan adalah 0,423 + 0,86 + 0,86 gr = 2,143 gr, atau 2,143 ltr C17H26O4 (Gingerol Jahe).
Sehingga sementara Rasio perbandingan tetap, berat bobot antara C17H26O4 (Gingerol jahe) : C9H8O (Benzopyran Kayu manis) : C10H18O (Geraniol kapulaga) : C12H22O11 (Sukrosa gula) = 2,143 : 0,3861 : 0,2253 : 1
4. Reaksi Kimia Antara Bahan Tambahan Gingerol Jahe dan Sitronelal Serai/Sereh
C17 H 26 O4 + C10 H16 O → C27 H42 O5
Reaktan :
- C17H26O4 (Jahe)
Dengan berat molekul C17H26O4 adalah 294,386 gr/mol.
- C 10 H 16 O (Sitronelai/kapur barus)
Dengan berat molekul C 10 H 16 O adalah 152,233 gr/mol..
Produk :
- C27H42O5 (Parnapimarol)
Dengan berat molekul C27H42O5 adalah 446,619 gr/mol.
Bila 1 gr atau 1 ltr C 10 H 16 O yang dibutuhkan, maka berat bobot C17H26O4 yang bereaksi dengan C 10 H 16 O dapat dihitung dengan perhitungan tetap bb/BM antar senyawa kimia:
[bb Senyawa1 / BM Senyawa1] = [bb Senyawa2 / BM Senyawa2]
1 / ( 152.233 ) = bb Senyawa2 / ( 294.386 )
bb Senyawa2 = ( 294,386 ) / ( 152.233 )
bb Senyawa2 = 1,9338 gr atau 1,9338 ltr.
Jadi 1 gr atau 1 ltr C 10 H 16 O (Sitronelai/kapur barus) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 1,9338 gr atau 1,9338 ltr C17H26O4 (Gingerol).
Sele-Sele:
Sebelumnya telah didapat 0,3861 gr atau 0,3861 ltr C9H8O (Benzopyran kayu manis) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,86 gr atau 0,86 ltr C17H26O4 (Gingerol jahe).
Bila 0,3861 gr atau 0,3861 ltr C9H8O (Benzopiran kayu manis ) yang dibutuhkan, maka berat bobot C 10 H 16 O yang bereaksi dengan C9H8O (Benzopiran kayu manis) dapat dihitung dengan perhitungan tetap bb/BM antar senyawa kimia:
[bb Senyawa1 / BM Senyawa1] = [bb Senyawa2 / BM Senyawa2]
bb Senyawa1 / ( 152,233 ) = 0,3861 / ( 132,159 )
bb Senyawa1 = ( 152.233 ) x 0,3861 / ( 132,159 ) = 58,7772 / 132,159
bb Senyawa1 = 0,4447 gr atau 0,4447 ltr.
Jadi 0,3861 gr atau 0,3861 ltr C9H8O (Benzopiran kayu manis ) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,4447 gr atau 0,4447 ltr C10 H16 O (Sitronelai/kapur barus sereh) .
Sebelumnya telah didapat 1 gr atau 1 ltr C9H8O (Benzopiran kayu manis ) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 2,2275 gr atau 2,2275 ltr C17H26O4 (Gingerol jahe).
Maka 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 (Gingerol jahe). yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,4447 / 2,2275 = 0,1996 gr atau 0,1996 ltr C10 H16 O (Sitronelai/kapur barus sereh) .
Dan sebelumnya telah diketahui 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 (Gingerol) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,4489 gr atau 0,4489 ltr C9H8O (Benzopiran kayu manis )
Maka perbandingan dari C 10 H 16 O ( Sitronelai/kapur barus sereh) pada 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 (Gingerol jahe) berbanding C9H8O (Benzopiran kayu manis) pada 1 gr atau 1 ltr C17H26O4 (Gingerol jahe) adalah C10H16O : C9H8O = ( 0,1996 / 2 ) : ( 0,4489 ) = 0,0998 : 0,4489, atau C10H16O : C12H22O11 = 0,2224 : 1.
Sehingga Formula Larutan Minuman Bandrek yang bagus adalah bila pemakaian kombinasi antara C 10 H 16 O (Sitronelai/kapur barus sereh),, C9H8O (Benzopyran kayu manis), C10H18O (Geraniol kapulaga), dan C12H22O11 (Sukrosa gula) dengan perbandingan C10H16O : C9H8O : C10H18O : C12H22O11 = 0,2224 : 0,3861 : 0,2253 : 1.
Bila 0,2224 gr atau 0,2224 ltr C10H16O yang dibutuhkan, maka berat bobot C17H26O4 yang bereaksi dengan C10H16O dapat dihitung dengan perhitungan tetap bb/BM antar senyawa kimia:
[bb Senyawa1 / BM Senyawa1] = [bb Senyawa2 / BM Senyawa2]
0,2224 / ( 152.233 ) = bb Senyawa2 / (294,386 )
bb Senyawa2 = ( 294,386 x 0,2224 ) / ( 152.233 ) = 65,4714 / 152.233
bb Senyawa2 = 0,4301 gr atau 0,4301 ltr.
Jadi 0,2224 gr atau 0,2224 ltr C10H16O ( Sitronelai / kapur barus sereh) yang dibutuhkan, dapat bereaksi sempurna dengan 0,4301 gr atau 0,4301 ltr C17H26O4 (Gingerol jahe).
Maka sementara total bobot berat C17H26O4 (Gingerol) yang dibutuhkan adalah 0,4301 + 0,423 + 0,86 + 0,86 gr = 2,57 gr, atau 2,57 ltr C17H26O4 (Gingerol Jahe).
Sehingga sementara Rasio perbandingan tetap, berat bobot antara C17H26O4 (Gingerol-jahe) : C10H16O ( Sitronelai/kapur barus sereh) : C9H8O (Benzopyran Kayu manis) : C10H18O (Geraniol kapulaga) : C12H22O11 (Sukrosa gula) = 2,57 : 0,2224 : 0,3861 : 0,2253 : 1
5. Reaksi Kimia Antara Bahan Tambahan Gingerol Jahe dan Madu
C 17 H 26 O 4 + C 6 H 12 O 6 → C 23 H 38 O 10
Reaktan:
- C17H26O4 (Jahe)
Dengan berat molekul C17H26O4 adalah 294,386 gr/mol.
- C6H12O6 (Fruktosa)
Dengan berat molekul C6H12O6 adalah 180,156 gr/mol..
Produk :
- C23H38O10 ( Asam oktadekana-1,1,9,10,12-pentakarboksilat).
Nama IUPAC : [(2S,3R,4R,5S,6S)-3,5-di(butanoiloksi)-2-metoksi-6-(2-oksopentoksi)oksan-4-il] butanoat
Dengan berat molekul C23H38O10 adalah 474,5 gr/mol.
Bersambung.....
Comments
Post a Comment